Kamis, 23 Januari 2014

ILMU PENGETAHUAN DASAR UNTUK KESEHATAN MASYARAKAT


KATA PENGANTAR
            Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur kepada Allah swt, karena berkat rahmat limpahan rahmat dan hidayat_Nya. Sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan judul Ilmu Pengetahuan Dasar Untuk Kesehatan Masyarakat. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw.
            Makalah ini adalah murni hasil karya penulis serta berdasarkan rujukan-rujukan kepustakaan, oleh karena itu mengenai kekurangan atau kelebihan dalam pembuatan makalah ini merupakan tanggung jawab penulis.
            Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Indramayu,                   2012

Penulis






DAFTAR ISI
 KATA PENGANTAR.................................................................................. .... i
 DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
 BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1  Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3  Tujuan Penulisan.................................................................................... 1
 BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
2.1  Pengertian Epidemiologi...................................................................
2.2  Pengertian Epidemiologi Menurut Pendapat Para Ahli.....................
2.3  Pengertian Epidemiologi Ditinjau Dari Beberapa Aspek..................
2.4  Pengertian Ilmu Pengetahuan Dasar Untuk Kesehatan Masyarakat
2.5  Cara Epidemiologi Bekerja................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................
         3.1 Kesimpulan........................................................................................
         3.2 Saran..................................................................................................
 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................








BAB II
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Adapun latar belakang dari pembuatan makalah ini yaitu selain untuk memenuhi tugas terstruktur, kita juga akan membahas lebih lanjut tentang Epidemiologi terhadap suatu penyakit.
Suatu ilmu yang awalnya mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan pada penyakit infeksi menular. Tapi dalam perkembangannya hingga saat ini masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena itu, epidemiologi telah menjangkau hal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Epidemiologi ?
2.      Bagaimana Pengertian Epidemiologi Menurut Pendapat Para Ahli ?
3.      Bagaimana Pengertian Epidemiologi Ditinjau Dari Beberapa Aspek ?
4.      Bagaimana Ilmu Pengetahuan Dasar Untuk Kesehatan Masyarakat  ?
5.      Bagaimana Cara Epidemiologi Bekerja ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini dilihat dari materi yang akan kita bahas, yaitu tentang Ilmu Pengetahuan Dasar Terhadap Kesehatan Masyarakat, Diharapkan kita bisa menanggulangi masalah penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Dan semoga materi makalah ini juga dapat dijadikan masukan untuk membenahi kualitas kehidupan manusia.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Epidemiologi
Jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunai yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu Epi yang berarti Pada atau Tentang, Demos yang berati Penduduk dan kata terakhir adalalah Logos yang berarti Ilmu Pengetahuan. Jadi Epidemilogi adalah Ilmu Yang Mempelajari Tentang Penduduk.
Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini Epidemiologi adalah : “Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) serta Determinat masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor – factor yang Mempengaruhinya).
Suatu ilmu yang awalnya mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan pada penyakit infeksi menular. Tapi dalam perkembangannya hingga saat ini masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena itu, epidemiologi telah menjangkau hal tersebut.

2.2 Pengertian Epidemiologi Menurut Pendapat Para Ahli
Sebagai ilmu yang selalu berkembang, Epidemiologi senantiasa mengalami perkembangan pengertian dan karena itu pula mengalami modifikasi dalam batasan/definisinya. Beberapa definisi telah dikemukakan oleh para pakar epidemiologi, beberapa diantaranya adalah :
1.      Greenwood ( 1934 )
Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk. Kelebihannya adalah adanya penekanan pada Kelompok Penduduk yang mengarah kepada Distribusi suatu penyakit.
2.      Brian Mac Mahon ( 1970 )
Epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency in man. Epidemiologi adalah Studi tentang penyebaran dan penyebab frekwensi penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Di sini sudah mulai menentukan Distribusi Penyakit dan mencari Penyebab terjadinya Distribusi dari suatu penyakit.
3.      Wade Hampton Frost ( 1972 )
Mendefinisikan Epidemiologi sebagai Suatu pengetahuan tentang fenomena massal ( Mass Phenomen ) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah ( Natural History ) penyakit menular. Di sini tampak bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang terjadi/mengenai masyarakat/massa.
4.      Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 )
Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia.
5.      Gary D. Friedman ( 1974 )
Epidemiology is the study of disease occurance in human populations.
6.      Abdel R. Omran ( 1974 )
Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya serta akibat – akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
7.      Barbara Valanis
Epidemiology is term derived from the greek languang ( epid = upon ; demos = people ; logos = science ).
8.      Last ( 1988 )
Epidemiology is study of the distribution and determinants of health – related states or events in specified population and the application of this study to control of problems.
9.      Elizabeth Barrett
Epidemiology is study of the distribution and causes of diseases.

10.  Hirsch ( 1883 )
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis – jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal
11.  Judith S. Mausner ; Anita K. Bahn
Epidemiology is concerned with the extend and types of illness and injuries in groups of people and with the factors which influence their distribution.
12.  Robert H. Fletcher ( 1991 )
Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.
13.  Lewis H. Rohf ; Beatrice J. Selwyn
Epidemiology is the description and explanation of the differences in accurence of events of medical concern in subgroup of population, where the population has been subdivided according to some characteristic believed to influence of the event.
14.  Lilienfeld ( 1977 )
Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi.
15.  Moris ( 1964 )
Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu penduduk.
16.  Prof Nasry Noor

2.3 Pengertian Epidemiologi Ditinjau Dari Beberapa Aspek
a.       Aspek Akademik
Secara akademik, epidemiologi berarti Analisa data kesehatan, sosial-ekonomi, dan trend yang terjadi untuk mengindentifikasi dan menginterpretasi perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi pada masyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu.
b.      Aspek Klinik
Ditinjau dari aspek klinik, Epidemiologi berarti Suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi yang dilakukan melalui penemuan klinis atau laboratorium pada awal timbulnya penyakit baru dan awal terjadinya epidemi.
c.       Aspek praktis
Secara praktis epidemiologi berarti ilmu yang ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok penduduk atau masyarakat umum.
d.      Aspek Administrasi
Epidemiologi secara administratisi berarti suatu usaha mengetahui keadaan masyarakat di suatu wilayah atau negara agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat

2.4  Ilmu Pengetahuan Dasar Untuk Kesehatan Masyarakat
C.E.A Winslow, pemimpin besar kesehatan masyarakat pada awal abad ke-20, menyebut epidemiologi “disiplin diagnostik kesehatan masyarakat.” Metode-metode epidemiologi digunakan untuk menyelidiki penyebab-penyebab penyakit, penyebarannya dan tingkat kebutuhan unit kesehatan masyarakat, dan efektivitas unit kesehatan masyarakat.
Epidemiologi mempelajari pola terjadinya penyakit pada populasi masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola-pola ini. Epidemiologi tentunya berasal dari kata epidemi yang berarti peningkatan frekuensi terjadinya penyakit melebihi biasa, yang disebut tingkat endemik. Ketika terjadi epidemi, ahli epidemiologi menanyakan siapakapan, dan dimana: Siapa yang tertular?, Dimana dan kapan penyakit terjadi? Yang pada akhirnya dapat menemukankenapa-nya. Semua pengetahuan ini digunakan untuk mengendalikan dan mencegah penyakit ini.

§  Contoh pertama penggunaan epidemiologi untuk mempelajari dan mengendalikan sebuah penyakit terjadi di London tahun 1853 dan 1854, dilakukan oleh dokter John Snow, yang dikenal sebagai bapak ilmu epidemiologi modern.
Snow fokus kepada epidemi kolera uang menyerang London tahun 1848. Dia melihat bahwa tingkat kematian terutama tinggi di daerah kota dimana air disediakan oleh dua perusahaan swasta, yang keduanya mengambil air dari sungai Thames di titik yang banyak mengandung polusi dari sampah. Dari bukti-bukti konkret ia membuat hipotesis bahwa kolera tersebut disebarkan oleh air minum yang terpolusi.
Snow tak mungkin dapat memformulasikan hipotesis-nya tanpa data jumlah kematian yang disebabkan kolera, yang dikumpulkn oleh pemerintah Inggris sebagai bagian dari sistem untuk pengumpulan data kelahiran dan kematian, termasuk penyebab kematian, sejak 1839.
Kini, pemerintah dari berbagai negara berkembang mengumpulkan data kelahiran, kematian, dan berbagai statistik penting lainnya, yang akan didiskusikan pada bab 8. Data-data ini sering digunakan untuk studi epidemiologi.

Tabel 4-1  Kematian dari kolera oleh pemasokan perusahaan air untuk perumahan
Perusahaan Air
Jumlah
Rumah
Kematian
dari kolera
Kematian setiap 10.000 rumah
Southwark and Vauxhall Compabny
Lambeth Company
Rest f London

40.046
26107
256.423

1263
98
1422

315
37
59
Source : Dicetak ulang dari Epidemiology: An Introductory Text, 2e, Mausner JS, p.202, copyright(1985), dengan ijin dari Elsevier.

Untuk mengenali terjadinya epidemi sebelum banyak korban jatuh, pemerintah menggunakan sebuah sistem yang disebutpengawasan epidemiologis, yang mengharuskan dilaporkannya jenis penyakit tertentu yang “bisa dikenali” sesegera mungkin setelah adanya diagnosa.
Di Amerika Serikat ada 50 penyakit menular yang dapat segera dicegah begitu dikenali pada tingkat federal, seperti tuberkulosis, hepatitis, cacar, dan sipilis. Diperlukan juga beberapa syarat untuk melaporkan cacat lahir, kanker, dan berbagai jenis kondisi tak menular lain. Semua ahli kesehatan, rumah sakit, dan laboratorium klinis harus melaporkan semua jenis penyakit yang diketahui pada departemen kesehatan lokal masing-masing, yang kemudian melaporkan ke tingkat negara bagian dan pusat pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC).
Pelaporan penyakit yang dikenali pada waktu yang tepat tersebut memudahkan pihak yang berwenang untuk mendeteksi timbulnya epidemi pada tahap awal, yang kemudian dapat ditindaklanjuti dengan langkah-langkah pengendalian penyebaran. Selain penyakit menular, beberapa unit kesehatan masyarakat juga mendesak dibuatnya sebuah sistem untuk mengawasi kondisi-kondisi kesehatan yang lain seperti Alzheimer, asma, dan berbagai jenis kanker, sehingga dapat diselidiki penyebabnya dan menghilangkan efek yang lebih berbahaya.
Sementara sistem pengawasan diciptakan untuk mengendalikan penyebaran penyakit yang telah diketahui, jaringan pelaporan yang kuat dapat memudahkan pengenalan penyakit yang akan timbul. Dengan cara inilah dulu AIDS dapat dikenali pada awal tingkat epideminya.

Hepatitis A adalah penyakit yang dapat dikenali pada seluruh negara bagian Amerika Serikat. Karena ia disebabkan virus yang mengkontaminasi makanan atau air, penting untuk mengidentifikasi sumber epidemi sehingga ekspos yang lebih luas dapat dicegah.
Hepatitis memang tak mematikan untuk orang yang pada dasarnya sehat, tapi ia dapat membuat orang terbaring sakit bebrapa minggu dan kadang membutuhkan perawatan rumah sakit.
Karena Hepatitis adalah penyakit yang bisa dikenali, departemen kesehatan masyarakat lokal dapat mengenali bila sebuah epidemi terjadi. Sebuah peningkatan jumlah penyakit yang mendadak menunjukkan terjadinya epidemi dan membutuhkan penyelidikan epidemiologis untuk mengetahui mengapa hal ini terjadi.
Penyelidikan dimulai dengan “siapa”, Masing-masing korban harus diwawancarai tentang “kapan” , yaitu kapan penyakit mulai muncul. Pertanyaan “dimana” adalah yang paling sulit dimana korban mendapatkan makanan dan air mereka selama periode ekspos penyakti tersebut dan persamaan apa yang mereka miliki.
Pada beberapa penyakit, satu kasus saja dapat menjadi sebuah epidemi. Cacar, yang sangat menular, dapat dicegah dengan vaksinasi. Walaupun imunisasi cacar diwajibkan oleh semua negara bagian Amerika Serikat pada 1970an, sejumlah epidemi cacar terjadi pada 1989 dan 1991 pada kampus-kampus college. Ketika epidemiologis menemukan bahwa banyak dari pelajar yang terinfeksi telah diimunisai sejak bayi, mereka menyimpulkan bahwa imunisasi kedua amat penting untuk dilakukan.








BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Epidemiologi mempelajari pola terjadinya penyakit pada populasi masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola-pola ini. Epidemiologi tentunya berasal dari kata epidemi yang berarti peningkatan frekuensi terjadinya penyakit melebihi biasa, yang disebut tingkat endemik.
Ketika terjadi epidemi, ahli epidemiologi menanyakan siapakapan, dan dimana: Siapa yang tertular?, Dimana dan kapan penyakit terjadi? Yang pada akhirnya dapat menemukan kenapa-nya. Semua pengetahuan ini digunakan untuk mengendalikan dan mencegah penyakit ini.

3.2 Saran
Melakukan penyelidikan sejak dini terhadap suatu penyakit sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat, karena bisa menekan angka kesakitan yang akan  terjadi pada masyarakat tersebut.












DAFTAR PUSTAKA
-          Effendy, Nasrul. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat, edisi 2. Jakarta : EGC, 1998.












Rabu, 08 Januari 2014

artikel TETANUS

TETANUS
1.      Pengertian tetanus
            Penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi yang berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot. Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari teinein yang berarti menegang. Penderita biasanya mengejang dengan rahang tertutup rapat (disebut lockjaw), punggung melengkung dan sulit bernafas.
            Tempat masuknya kuman penyakit ini bisa berupa luka yang dalam yang berhubungan dengan kerusakan jaringan lokal, tertanamnya benda asing atau sepsis dengan kontaminasi tanah, lecet yang dangkal dan kecil atau luka geser yang terkontaminasi tanah, trauma pada jari tangan atau jari kaki yang berhubungan dengan patah tulang jari dan luka pada pembedahan.
2.      Penyebab penyakit tetanus
            Penyakit tetanus terjadi jika kuman rabies masuk kedalam tubuh manusia melalui luka, terutama luka yang dalam dan kotor. Luka-luka yang bisa menyebabkan penyakit tetanus seperti gigita hewan (anjing dan babi), luka akibat pisau, kawat, paku, atau duri (terutama yang berkarat), atau melalui jarum tindik yang tidak steril. Pada bayi yang baru dilahirkan, kuman tetanus masuk melalui tali pusar yang digunting dengan menggunakan alat yang tidak steril.
            Tetanus disebabkan neurotoksin (tetanospasmin) dari bakteri Gram positif anaerob, Clostridium tetani . Bakteri Clostridium tetani ini banyak ditemukan di tanah, kotoran manusia dan hewan peliharaan dan di daerah pertanian, namun juga dapat ditemukan pada besi berkarat, ujung jarum/peniti yang tidak steril.
            Kuman tetanus ini dapat menyerang manusia maupun hewan. Kuman dapat masuk melalui luka, baik luka dangkal maupun luka besar. Terdapat beberapa korban yang terinfeksi tetanus akibat membersihkan gigi menggunakan jarum atau peniti yang terkontaminasi kuman.
3.      Tetanus penyakit mematikan karena luka
            Pada bayi yang baru lahir, kuman ini dapat masuk melalui luka iris tali pusat yang tidak dipotong dengan pisau steril. Penyakit tetanus pada bayi yang baru lahir disebut tetanus neonatorum dan merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak pada bayi.
            Tetanus neonatorum umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir. Tetanus menyerang bayi yang baru lahir karena dilahirkan di tempat yang tidak bersih dan steril, terutama jika tali pusar terinfeksi. Gejala tetanus pada bayi terjadi 3-10 hari setelah persalinan, bayi menangis terus menerus dan tidak mau menyusui, tubuhnya demam, daerah pusat tampak kotor dan meradang, memerah, dan membengkak akibat infeksi.
            Tetanus dapat menyebabkan kematian pada bayi dan banyak terjadi di negara berkembang. Sedangkan di negara-negara maju, dimana kebersihan dan teknik melahirkan yang sudah maju, tingkat kematian akibat infeksi tetanus dapat ditekan. Selain itu antibodi dari ibu kepada bayinya yang berada di dalam kandungan juga dapat mencegah infeksi tersebut
4.      Gejala Tetanus
            Gejala yang timbul pada awalnya adalah sakit kepala, gelisah, nyeri pada otot rahang yang kemudian diikuti rasa kaku (trismus), demam, otot perut mengeras, kejang, dan akhirnya pada seluruh tubuh. Gejala ini biasanya mulai terjadi 8 hari setelah tubuh terkena infeksi, dan akan menyerang selama 3 hari sampai 3 minggu. Nyeri pada tulang rahang dan gigi seringkali membuat pasien sulit untuk membuka mulutnya atau untuk menelan makanan, dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian pharmacy online without prescription akibat sesak atau sukar bernafas.
            Tetanus sendiri tidak dapat ditularkan antara sesama manusia. Umumnya penyakit tetanus mudah menyerang pada mereka yang belum pernah menerima vaksinasi tetanus atau pada mereka yang pernah mendapatkan vaksinasi namun lebih dari 10 tahun yang lalu. Pasien yang terkena penyakit tetanus harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif.
            Tanda tanda seseorang yang terkena penyakit tetanus misalnya gangguan menelan, rahang menjadi kaku kemudian diikuti dengan otot leher yang kejang dan bagian tubuh yang lain. Oleh karena itu, biasanya pada penderita penyakit tetanus, disela-selan gigi atau rahangya disumpal dengan karet atau kain untuk menghidarkan dirinya menggigit lidahnya sampai putus.
           

            Tetanus merupakan penyakit infeksi yang ditandai gejala-gejala neurologik yaitu adanya spasme dan kenaikan tonus otot yang disebabkan tetani spasmin. Spora dari Clostridium tetani ini hidup bertahun-tahun dalam tanah dan kotoran hewan. Bakteri ini jika masuk dalam tubuh manusia dapat menyebabkan infeksi baik pada luka yang dalam maupun yang dangkal. Sebenarnya bukan bakteri tersebut yang menyebabkan infeksi, melainkan racun dari bakteri yang membuat penderita terinfeksi.

Pesan-pesan yang ingin disampaikan
            Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Bagi yang sudah dewasa sebaiknya menerima booster.
Pada seseorang yang memiliki luka, jika:
  1. Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak perlu menjalani vaksinasi lebih lanjut
  2. Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, segera diberikan vaksinasi
  3. Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3 bulanan.
            Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan secara seksama karena kotoran dan jaringan mati akan mempermudah pertumbuhan bakteri Clostridium tetani.
Rancangan pesan
WASPADALAH TETANUS  !!!!!
Jangan Biarkan Luka Terinfeksi !!!!!

          Luka-luka yang bisa menyebabkan penyakit tetanus seperti gigitan hewan (anjing dan babi), luka akibat pisau, kawat, paku, atau duri (terutama yang berkarat), atau melalui jarum tindik yang tidak steril. Pada bayi yang baru dilahirkan, kuman tetanus masuk melalui tali pusar yang digunting dengan menggunakan alat yang tidak steril.